Media informasi dan komunikasi melalui jurnal, tulisan harian dan mingguan untuk menjaga kontinuitas turunnya ilmu melalui ilham yang diberikan lewat kalam melalui perangkat komputer.

Wednesday, September 29, 2004

Iman, Islam, Ihsan dan Ulul Albab

Bismillahi Rahmani Rahim

Iman, Islam dan Ihsan membentuk pola watak Ulul Albab.

Iman bermula dari sifat manusia yang meyakini dan menjalani hidup keadaan nyata dan gaib. Hidup di dunia ini bersifat nyata yang ditandai dengan mengenal kebendaan, materi, kapital, keindahan makhluk Allah, busana yang indah dan megah, rumah dan pekarangan luas, kendaraan yang cepat dan mengkilap kesemua itu menjadi perhiasan dunia. Segala perhiasan dunia itu disebutkan sebagai hal yang fana/sementara. Bukannya kita menjauhkan diri dari hal itu tetapi mengganggapnya sebagai titipan yang akan dimintai pertanggung jawabannya. Kehidupan di dunia dengan perhiasannya menjadi bekal untuk kehidupan gaib yang bersifat kekal dan abadi, kehidupan akhirat. Kerelaan dan kepatuhan meyakini hal yang nyata dan gaib terangkai dari Rukun Iman.

Rukun Iman mempunyai 6 butir yang menjadi hapalan kita saat kita kecil dan telah menggores secara dalam pada hati kita, dengan perjalanan waktu debu-debu menutupi goresan-goresan itu dan tertutup dan terlupakan. Rukun Iman,

  • Iman kepada Allah
  • Iman kepada Nabi dan Rosul
  • Iman kepada Kitab-Kitab Allah
  • Iman kepada Malaikat-Malaikat
  • Iman kepada Qadho' dan Qadar
  • Iman kepada Hari Akhir
Dengan meyakini rukun iman akan terbentuk komunitas beriman, mukmin yang diberkati. Tidak perlu lagi pengawasan melekat karena kesadaran setiap individu untuk diawasi oleh Allah dan Malaikat-Malaikat, kesadaran setiap Makhluk mempunyai rejeki yang sudah disiapkan sejak diciptakan hingga dipanggil Allah.
Kesadaran ke Maha luas kasih-sayang Allah pada makhluknya dengan sifat Rahman dan Rahimnya. Keluasan kekuasaanya seluruh alam semesta dan alam nyata dan alam gaib.

Malaikat Jibril, malaikat yang terdekat dengan Allah sebagai Panglima Malaikat dan menjadi perantara turunnya kalam-kalam Allah kepada Nabi dan Rosul yang disucikan. Malaikat Rahmat yang memberi rejeki dan memberikan keselamatan, malaikat yang menjaga setiap makhluk, termasuk malaikat rahmat yang menjaga manusia dari gangguan makhluk lainnya. Malaikat Raqib dan Atid yang mencatat segala amalan baik walau bermula dari niat dan menunda pencatatan yang buruk hingga pelaksanaan kegiatan buruk terjadi. Malaikat pencabut nyawa, Malaikat Izrail mencabut roh gaib dari badan yang nyata. Malaikat Munkar dan Nankir yang menanyakan evaluasi perbuatan hidup kita di dunia secara individu, mendetail dan estafet, mereka melakukan segala aktivitas kegiatannya saat kita di alam kubur. Sebagai puncak kehidupan lain adalah Malaikat Malik dan
Malaikat Ridwan. Malaikat Malik, malaikat penjaga neraka tempat orang-orang berdosa berdiam. Malaikat Ridwan, malaikat penjaga Surga sebagai tempat penuh kedamaian dan keselamatan, Darussalam.

Islam adalah pembentukan dien, agama yang mulia. Islam sebagai penuntun hidup di dunia. Rukun Islam tersusun atas 5 perkara,

  • Mengucapkan dua kalimat sahadat
  • Melaksanakan Sholat
  • Menuaikan Zakat
  • Melaksanakan Puasa
  • Menuaikan Haji ke Mekkah

Islam sangat menentukan apakah seseorang itu beragama yang lurus sebagai muslim. Dengan ketundukan pada Kalimat Allah dan meyakini dan mempersaksikan Allah yang Esa dan tidak ada kekuasaan selain dari-Nya. Mempersaksikan Nabi Muhammad sebagai Nabi akhir zaman dan penutup nabi-nabi sebelumya. Demikianlah kalimat Allah disampaikan kepada Rosullulah dalam bentuk kitab yang tertulis dan menjadi pegangan setiap muslim dan tidak akan berubah hingga akhir zaman.

Tuntunan Shalat menjadi pembeda dan menjadi karunia bagi manusia untuk selalu kontak dengan Penguasa Alam Semesta minimal 5 kali sehari. Penuntun doa dan bermunajat di saat shalat dan sesudah shalat menjadi peluntur segala noda dosa dan memperluas pertolongan, rahmat dan karunia Allah. Sesungguhnya shalat itu mencegah perbuatan keji dan mungkar. Persoalan shalat sangat berat timbangannya di sisi Allah, di hari penghabisan shalat menjadi perkara yang ditimbang pertama kali. Shalat berjamaah menjadi karunia bagi muslim untuk bersama-sama dan bersosialisasi kontak setiap lima waktu saling bertemu, bersilahturahmi dan mengendurkan kesibukan dan kegiatan rutin sehari-hari.

Zakat menjadi pelengkap kehidupan sosial, kehidupan ada yang kaya dan miskin. pintar dan bodoh, semua saling melengkapi . Dengan adanya zakat tercipta perguliran ekonomi yang baik. Kekayaan tidak hanya beredar di kalangan orang kaya saja namun terdistribusi dengan baik menimbulkan jiwa sosial dan kebersamaan sebagai makhluk Allah. Pemerataan kekayaan akan peningkatan kemampuan ekonomi yang berakibat langsung peningkatan pendidkan, kesehatan dan kesejahteraan. Kesejahteraan dan ekonomi yang berkeadilan menjadi cita-cita setiap insan di muka bumi.

Puasa adalah wadah ritual untuk membersihkan diri dari kegiatan fisik metabolisma tubuh dengan tidak makan dan minum dari subuh hari hingga terbenam matahari, magrib. Kegiatan puasa adalah salah satu latihan pengawasan melekat bagi manusia dari Allah SWT. Orang yang berpuasa dengan niat karena Allah akan terhindar secara sembunyi-sembunyi berbuka ketika tidak ada orang lain sekitarnya. Allah sebagai saksi kegiatan berpuasa. Berpuasa sangat penting bila diniatkan menahan hawa nafsu dan bertingkah laku yang dilarang oleh Allah. Rosullulah menyatakan dalam hadisnya bahwa berpuasalah agar sehat. Allah berfirman bahwa berpuasa adalah ibadah langsung kepada Allah. Dengan berpuasa Insya Allah akan terbentuk cahaya Allah pada hati orang yang berpuasa, lebih mudah mendapat hikmah dan hidayah.

Haji adalah rukun terakhir dan diwajibkan bagi yang bermampuan secara ilmu, finansial, fisik dan mental. Kekuatan hal yang bersifat materi dan gaib, kekuatan duniawi dan hal yang gaib bersatu di negeri Mekkah al Mukaramah. Haji sebagai ziarah ketempat pertama kali manusia ada dan tempatnya bertemu Adam dan Hawa di Jabal Rahmah. Ziarah ke tempat agama Ibrahim, Agama Tauhid. Ibrahim sebagai Bapak dari Nabi-Nabi, Abul Anbiya. Ziarah mengingatkan peristiwa pengorbanan yang luhur dari seorang Bapak, Ibu dan Anak yang berkorban demi Allah untuk berlangsungnya Agama Tauhid yang lurus. Nabi Ibrahim, Siti Hajar dan Nabi Ismail. Peristiwa air zamzam, lari kecil Sai dari Safa-Marwah, pelontaran jumrah terhadap setan, peristiwa kurban, pembangunan tempat ibadah Ka`bah oleh Nabi Ibrahim dan Ismail. Peristiwa Wukuf di Padang Arafah sebagai puncak pertemuan Nabi Adam dan Siti Hawa setelah berpisah lama dari surga dan menjadi tempat perenungan bagi umat manusia pada peristiwa persaksian di Padang Masyar.

Haji merupakan ziarah ke tempat lahir dan besarnya Nabi Muhammad SAW, Mekkah Al Munawarah.Menyaksikan Kab`bah yang dijaga oleh pendahulu-pendahulu kabilah Rosullulah dan menyaksikan tempat turunnya Alquran dan Hadist sebagai pedoman hidup setiap muslim dan mengunjungi Madinah Al Munawarah tempat berlangsungnya kelengkapan rahmat Allah dalam perkembangan Islam. Dua buah kota yang disucikan dan menjadi tempat mengenang kembali kegiatan dan dakwah Rosullulah untuk mengembangkan ajaran Ibrahim yang tauhid dan Ajaran Islam sebagai Rahmatan lil Alamin. Kesatuan agama yang lurus dari Adam, Ibrahim dan Nabi Muhammad, nabi terakhir penutup zaman. Setiap muslim yang telah menjalani haji merupakan Duta-duta Allah di muka bumi yang mempersaksikan agama tauhid dan mendakwahkan Ajaran Islam yang suci.

Sempurnakan haji dan umrah karena Allah. Haji Mabrur tiada balasan lain baginya selain surga.

Ihsan adalah suatu sifat yang sangat baik dimiliki oleh seorang muslim dan mukmin, sifat ihsan harus dilatih karena akan selalu diawasi oleh Allah. Allah sangat dekat pada seorang Ihsan. Segala ilmu, fikiran, tingkah laku kegiatan dan perbuatan semua hal yang terlintas dan terbersit dalam hati menjadikannya sebagai makhluk Allah yang dicintai, dekat, hamba yang lurus sifat sebenarnya terbersit dari hati yang ikhlas mengharapkan ilmu dan bimbingan dan tuntunan dari penguasa makhluk, penguasa alam semesta. Sifat ihsan akan berkonsekuensi amanah yang harus ditunaikannya kepada dirinya sebagai individu, keluarga, masyarakat dan masyarakat yang lebih luas lagi. Bila ihsan sudah terbentuk dan jihad fisabililah sebagi media kehidupan, dan damai dalam hati yang selamat apalagi yang bisa menghalangi manusia-manusia ihsan mewujudkan Baldatun Thaibatun Warobbun Ghofur.

Hal yang nyata dan bashariyah mudah dikenali melalui pengenalan visual dan hal yang gaib menyertai kita selama kita hidup, mudah dikenali melewati hati dan fikiran. Begitulah kewajiban seorang Ulul Albab, Manusia yang mempunyai akal dan fikiran. Menulis merupakan wahana menjemput ilmu Allah yang diturunkan melalui Ilham. Ilmu Allah sangat luas bagaikan setetes tinta dari 7 lautan. Ilmu Allah meliputi seluruh alam semesta. Tak ada yang mustahil bagi Allah. Semua ada ilmunya, bila ingin kehidupan yang baik di dunia ada ilmunya dan bila ingin kehidupan yang baik di akhirat ada pula ilmunya.

Wallahu `alam bisshawab.

Semua kebenaran datang dari Allah semata kesalahan berasal dari diri saya sendiri.

Ya Allah, Perbaikilah agama kami karena menjadi bimbingan dunia dan akhirat kami.
Ya Allah, Perbaikilah dunia kami karena menjadi tempat hidup kami.
Ya Allah, Perbaikilah akhirat kami karena menjadi tempat pulang kami.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home